Priyo: Dulu, Kalla Gas dan SBY Rem
Kinerja Boediono dibandingkan dengan kinerja Jusuf Kalla saat sama-sama menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa kinerja Boediono tidak memuaskan.Kinerja Boediono dibandingkan dengan kinerja Jusuf Kalla saat sama-sama menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa kinerja Boediono tidak memuaskan.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai hal ini tergantung gaya kepemimpinan seseorang. "Dulu, Pak JK (Jusuf Kalla) yang gas, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang rem," kata Priyo di Gedung DPR/MPR, Kamis, 21 Oktober 2010.
Sekarang, SBY-Boediono? "Sama-sama dalam posisi rem. Tapi itu style, saya tak mau mengkritik," kata dia.
Priyo hanya mengingatkan bahwa hasil survei yang menyebutkan popularitas SBY-Boediono cenderung menurun ini perlu segera disikapi dengan perbaikan. "Trennya menurun di hampir semua lembaga survei. Karena itu, saya serukan untuk dinaikkan lagi," kata dia.
Dia berpesan pada SBY-Boediono agar mengeluarkan kebijakan dan keputusan yang cepat memulihkan ekonomi, gesekan sosial, amuk massa, lunturnya gotong royong, dan masalah lainnya. "Saya pesan betul-betul ini, negara dan pemimpin harus hadir (di tengah masyarakat)," kata dia.
Jika tidak dilakukan demikian, rakyat akan kehilangan para pemimpin. "Posisi kami di DPR terus dihantam badai. Lalu di sana (Pemerintah) juga sama. Ya sudah, nanti jadi nggak ada harapan."
Anggapan Boediono hanya penghias kabinet? "Lebih baik saya tak komentari itu. Saya nggak enak untuk iya, padahal saya tidak mungkin bicara tidak."
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai hal ini tergantung gaya kepemimpinan seseorang. "Dulu, Pak JK (Jusuf Kalla) yang gas, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang rem," kata Priyo di Gedung DPR/MPR, Kamis, 21 Oktober 2010.
Sekarang, SBY-Boediono? "Sama-sama dalam posisi rem. Tapi itu style, saya tak mau mengkritik," kata dia.
Priyo hanya mengingatkan bahwa hasil survei yang menyebutkan popularitas SBY-Boediono cenderung menurun ini perlu segera disikapi dengan perbaikan. "Trennya menurun di hampir semua lembaga survei. Karena itu, saya serukan untuk dinaikkan lagi," kata dia.
Dia berpesan pada SBY-Boediono agar mengeluarkan kebijakan dan keputusan yang cepat memulihkan ekonomi, gesekan sosial, amuk massa, lunturnya gotong royong, dan masalah lainnya. "Saya pesan betul-betul ini, negara dan pemimpin harus hadir (di tengah masyarakat)," kata dia.
Jika tidak dilakukan demikian, rakyat akan kehilangan para pemimpin. "Posisi kami di DPR terus dihantam badai. Lalu di sana (Pemerintah) juga sama. Ya sudah, nanti jadi nggak ada harapan."
Anggapan Boediono hanya penghias kabinet? "Lebih baik saya tak komentari itu. Saya nggak enak untuk iya, padahal saya tidak mungkin bicara tidak."
Label: politik
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda